Rabu, 28 Desember 2011

Testing 5**

"Hidup adalah Pilihan". Itulah kalimat yang seringkali diucapkan banyak orang. Hampir di seluruh kota yang pernah dikunjungi selalu mendengar kalimat tersebut. Jika diperhatikan dari struktur kalimatnya maka kalimat ini kurang lengkap. Karena tidak memiliki unsur subjek, predikat, objek ataupun keterangan (secara lengkap dalam satu kalimat). Sehingga lebih tepatnya disebut sebagai frasa.

Setiap hal yang akan dilakukan merupakan suatu pilihan. Apa yang akan dimakan, diminum, dipakai, didengar, dilihat, dirasakan dan dilakukan merupakan suatu pilihan yang harus diputuskan. Jadi sebenarnya hidup adalah rangkaian yang pilihan yang secara sadar atau tidak sadar telah diputuskan. Hanya terkadang tidak sadar saja akan keputusan yang telah dipilih.

Setiap keputusan tentunya memiliki konsekuensi. Baik suka maupun tidak, konsekuensi tidak dapat dihindari. Mari ambil contoh Mother Theresa. Suatu kali seseorang bertanya kepada Mother Theresa : "Ibu telah melayani kaum miskin di Calcuta, India. Tetapi, tahukah Ibu, bahwa masih ada jauh lebih banyak lagi orang miskin yang terabaikan? Apakah Ibu tidak merasa gagal?" Mother Theresa menjawab : "Anakku, aku tdk dipanggil untuk berhasil, tetapi aku dipanggil untuk setia. Setiap pelayan Tuhan dimana pun dan dalam peran apa pun, tidak dipanggil untuk berhasil. Sebab jika panggilannya adalah keberhasilan, ia akan sangat riskan jatuh pada kesombongan atau penghalalan segala cara. Kita dipanggil Tuhan untuk setia. Melakukan tugas dengan penuh komitmen dan tanggung jawab. Melakukan yang terbaik, semampunya, bukan semaunya". 

Ya itulah realita hidup. Keputusan yang dipilih belum tentu dianggap benar oleh orang lain. Bahkan disalah artikan oleh orang lain. Akibatnya terlalu memikirkan apa kata orang lain. Seperti quote dalam film Kung Fu Panda, sometime we are too concerned with what was and what will. Kemudian Zig Ziglar akan melengkapi It's not what you've got, it's what you use that makes a difference...

Selasa, 13 Desember 2011

Testing 4^^

Sikap acuh tak acuh atau tidak peduli merupakan sikap yang sering ditemukan di dunia kerja. Apakah sikap tersebut merupakan fenomena alam atau budaya di dalam suatu organisasi masih menjadi pertanyaan yang belum terpecahkan. Belum banyak penelitian dari para ahli yang membahas hal ini.

Minimnya penelitian yang membahas sikap dalam dunia kerja (khususnya sikap acuh tak acuh) menjadi salah satu faktor belum terjawabnya pertanyaan ini. Apakah sikap ini merugikan atau menguntungkan sepertinya masih menjadi pro dan kontra.

PRO          : Bukankah setiap pekerja harus memiliki sense of belongings?
KONTRA : Bukankah setiap pekerja telah diberikan job description?


PRO          : Bukan bermaksud untuk melanggar job description tapi membantu rekan kerja.

KONTRA : Bukan bermaksud untuk tidak peduli terhadap tetapi tidak ingin melanggar procedure

PRO          : Bukankah setiap pekerja harus saling bekerjsa sama?
KONTRA : Bukankah setiap pekerja harus mandiri dan berinisiatif?

Let It Be^^
.

Jumat, 17 Juni 2011

Testing 3

Hari ini seorang teman kantor berkata kepada ku "tidak ada yang dapat kau percayai selain ibu, bapak, adik dan kakakmu, bahkan walaupun itu dia adalah paman, bibi ataupun siapapun"